PENGEMBANGAN MINAT BACA SISWA
MELALUI PERPUSTAKAAN SEKOLAH/MADRASAH
AHMAD MAHMUD
[1]
Abstrak
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang
tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang
bersangkutan. Keberadaan perpustakaan sekolah berguna untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Manfaat perpustakaan sekolah juga tergantung dengan minat
baca siswa. Oleh karena itu minat baca siswa perlu ditingkatkan melalui
berbagai kegiatan. Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui kondisi minat
baca siswa, peran perpustakaan dalam membina minat baca siswa, upaya-upaya yang
dilakukan untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat baca siswa, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi minat baca siswa di perpustakaan. Membaca dalam arti yang
umum adalah melakukan berbagai kegiatan yang dapat memperkaya pengetahuan serta
memperluas wawasan untuk dapat membentuk watak dan sikap yang menyebabkan
pengetahuan seseorang bertambah. Sumber bacaan di informasi dapat diambil dari
buku, majalah ataupun surat kabar dan media elektronik.
Kata kunci: minat baca, perpustakaan sekolah.
I. PENDAHULUAN
Perpustakaan
adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola
bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material)
yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan
sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. (Bafadal, 2006: 3). Perpustakaan
sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah
untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.
(Sulistyo-Basuki, 1991: 50-51). Keberadaan perpustakaan sekolah berguna untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Perpustakaan sekolah di negara berkembang
memiliki beberapa tujuan antara lain; menggalakkan keberaksaraan, mendukung
kurikulum pendidikan secara umum, dan mengembangkan minat baca. Oleh karena
itu, pengelola perpustakaan sekolah seharusnya tenaga terdidik. Selain itu,
mereka juga harus memiliki pendidikan formal perpustakaan sebagai pengetahuan
yang memadai, percaya diri, paham politik, dan tidak mengisolasi diri. (Lasa
Hs, 2009: 12). Sehingga keberadaan sebuah perpustakaan di sekolah itu sangat
penting. Sejak berdirinya sekolah pasti sudah ada perpustakaan walaupun belum dikelola secara maksimal. Dengan adanya perpustakaan sekolah
kegiatan belajar dan mengajar akan lebih lancar karena didukung oleh berbagai
fasilitas yang mendukung seperti buku bahan ajar, buku teks, alat peraga, dan
lain-lain yang disediakan oleh perpustakaan.
Minat adalah kecenderungan hati,
gairah dan keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2005:583). Dalam hal ini minat biasa muncul dari dalam diri siswa
sendiri. Akan tetapi lingkungan keluarga dan sekolah juga sangat berpengaruh
dalam menumbuhkan minat baca siswa. Hal ini diperlukan karena pengembangan
minat baca merupakan salah satu faktor pendukung pendidikan. Kegiatan membaca
akan menjadi sebuah kebutuhan apabila kita selalu ingin mengetahui isi dari
suatu bacaan. Sebanyak apapun bahan
pustaka yang dimiliki perpustakaan, apabila minat baca
siswa rendah maka bahan pustaka yang ada diperpustakaan tidak akan berguna. Dan
sebaliknya apabila bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sedikit akan tetapi
minat baca siswa tinggi maka bahan pustaka yang ada di perpustakaan akan sangat
bermanfaat dan berguna. Sehingga manfaat dari perpustakaan itu sendiri
tergantung dengan minat baca siswa. Maka dari itu agar perpustakaan sekolah
dapat dimanfaatkan secara maksimal, minat baca siswa perlu ditingkatkan dan
ditumbuh kembangkan dengan berbagai upaya baik dari lingkungan sekolah maupun
dari lingkungan luar sekolah. "Buku adalah jendela dunia", begitu
kata pepatah. Hal ini seakan merupakan sebuah penekanan mengenai pentingnya
arti membaca bagi manusia.
Membaca pada hakikatnya merupakan
kegiatan memperoleh informasi melalui simbol-simbol tercetak yang tidak
terbatas pada buku, tetapi juga mencangkup surat kabar, brosur, media
elektronik, dan lain-lain. Namun sebagian ada yang berpikir membaca adalah
kegiatan yang membosankan. Ada juga yang mengatakan bahwa membaca hanya menyita
waktu, tenaga, pikiran. Bahkan ada yang berasumsi bahwa mmembaca bukanlah
kegiatan bermanfaat karena tidak menghasilkan materi. Apa yang dibaca akan
berpengaruh terhadap perkembangan pengetahuan, kepribadian dan intelektualitas
seseorang. Berdasarkan tujuan yang tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 ialah
mencerdaskan kehidupan bangsa secara menyeluruh dan merata yang dilakukan
antara lain melalui proses pendidikan itu sendiri berkaitan langsung dengan
kegiatan belajar dan membaca.
The International Association for
Evaluation of Education (IEA) : 1992 dalam sebuah studi kemampuan membaca yang
dilakukan pada 30 negara di dunia, menyimpulkan bahwa kemampuan baca anak-anak
Indonesia menduduki urutan yang ke 29. Menurut DR. Jiyono, MA. (1994:184)
bahwa: “ Dari seluruh butir soal yang diberikan kepada anak-anak kita
ternyata harga 36,1% yang dapat dikerjakan dengan benar “. Berarti 69,9 % yang
dikerjakan secara salah, menunjukkan bahwa prosentase baca anak-anak Indonesia
sangat rendah.
Gambaran diatas membuat kita
berpikir bahwa kegiatan membaca adalah suatu kegiatan yang sangat
"mahal" yang harus kita perhatikan. Namun, ini merupakan salah satu
komponen untuk membangun warga sekolah yang intelektual. Jadi penulis menilai
bahwa usaha untuk menyosialisasikan kegiatan membaca di kalangan sekolah, sesuai
dengan asumsi dasar bahwa membaca adalah hal penting, belum mampu di laksanakan
secara maksimal oleh pemerintah daerah dan perpustakaan sekolah.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka
karya ilmiah ini akan membahas beberapa masalah sebagai berikut :
1.
Apa penyebab siswa tidak berminat untuk membaca ?
2.
Bagaimana cara untuk meningkatkan minat baca siswa ?
3.
Apa peran perpustakaan dalam upaya meningkatkan minat
baca siswa ?
4.
Bagaimana usaha perpustakawan untuk meningkatkan minat
baca ?
Metode
Dalam kajian ini digunakan metode
deskriptif yang mendeskripsikan secara sistematis dan akurat tentang fakta
ataupun hubungan antar fenomena yang menjadi obyek kajian ( Nazir, 1999 ).
II. PEMBAHASAN
1. Menumbuhkan Minat Baca Siswa
Membaca dalam arti yang umum adalah
melakukan berbagai kegiatan yang dapat memperkaya pengetahuan serta memperluas
wawasan untuk dapat membentuk watak dan sikap yang menyebabkan pengetahuan
seseorang bertambah. Sumber bacaan di informasi dapat diambil dari buku, majalah
ataupun surat kabar dan media elektronik. Apabila kita membiasakan membaca
setiap hari dan sepanjang waktu maka lambat laun akan tertanam dalam diri kita
suatu keadaan atau peraaan selalu ingin tahu. Dan apabila perasaan selalu ingin
tahu tentang sesuatu itu muncul maka akan datang dari batin kita, disinilah mulai timbul minat ( interest ).
Di zaman sekarang ini sumber
informasi pada umumnya di dapat dari berita-berita baik dari televisi maupun
radio (Audio Visual). disamping itu sumber informasi yang lain adalah buku, majalah,
surat kabar dan jenis cetakan lainnya (sumber informasi tercetak). Informasi
dalam buku, majalah dan surat kabar diharapkan dapat menimbulkan minat baca. Selanjutnya
minat baca tersebut di harapkan dapat berkembang dalam kehidupan sehari-hari
sehingga muncul selogan "tiada hari tanpa membaca". Lebih konkretnya
kebiasaan membaca akan timbul apabila ada selera, minat, kemudian menjadi
kebiasaan yang di tunjang dengan adanya bahan bacaan. Hal ini menunjukkan bahwa
semua pihak terutama perpustkaan sebagai penyedia layanan masyarkat harus lebih
giat dan berperan aktif untuk mengusahakn kebiasaan membaca di kalangan
masyarakat.
Membaca yang pada awalnya di
galakkan oleh perpustakaan, kemudian akan menarik pengunjung untuk mengunjungi
perpustakaan dan membaca buku-buku yang ada atau informasi-informasi terbaru di
perpustakaan. Kemudian akan timbul suatu selera bahwa buku menjadi suatu
kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang menjadi cita-cita
kita bersama.
2.
Peran Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca
2.1 Perpustakaan
Sekolah Sebagai Tempat Rekreasi Ilmiah
Keberadaan
pepustakaan di sekolah, baik tingkat SD, SMP, maupun SMA merupakan hal yang
wajib dalam lingkungan pendidikan (wiyatamandala). Ibarat sebuah jantung,
perpustakaan sekolah merupakan sarana yang dapat menompakkan pemenuhan rasa ingin
tahu para siswa. Alasanya, karena perpustakaan merupakan sumber ilmu
pengetahuan, pusat kegiatan belajar bagi siswa,
pusat informasi bagi warga sekolah dan tempat rekreasi dalam arti tempat
penyegaran otak, rohani dan jasmani. Harus ada faktor pendorong yang dapat
menjadikan perpustakaan ibarat magnet. Menarik begitu banyak pengunjung,
seperti halnya mal dan objek wisata.
Untuk
menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat rekreasi ilmiah di perlukan
hal-hal berikut :
2.1.a. Penataan ruang
Kesan formal
yang masih kuat pada gedung perpustakaan sekolah dapat mempengaruhi minat baca
siswa. Kondisi gedung yang terkesan kaku dan tidak menyenangkan menyebabkan
siswa tidak betah berada di perpustakaan sekolah. Luas lahan yang sempit, ventilasi
yang kurang, serta aksesoris yang tidak menarik menyebabkan siswa malas
mengunjungi perpustakaan sekolah. Karena itulah, agar perpustakaan terpelihara
dan tidak terlihat kumuh, pihak
perpustakaan hendaknya menguasai seni mengelola perpustakaan. Bangunan
perpustakaan didesain sedemikian rupa agar dapat menarik banyak pengunjung.
Contohnya yaitu dengan mengecat dinding perpustakaan semenarik mungkin, atau memanjang lukisan dan slogan-slogan yang
dapat menumbuhkan minat baca siswa, misalnya " buku adalah jendela
"atau "perpustakaan adalah gudang ilmu".
2.1.b. Kebersihan dan Kerapihan perpustakaan
Perpustakaan
yang bersih akan membuat pengunjung merasa nyaman melakukan kegiatan membaca
dan aktivitas yang lain. Menjaga kebersihan perpustakaan merupakan merupakan
tugas semua orang perpustakaan, orang yang cinta kebersihan adalah orang yang
peduli akan kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun rohani. Menjaga kebersihan
merupakan cermin kepribadian seseorang karena orang yang mengerti pentingnya memelihara
kebersihan adalah orang yang terdidik. Bukankah kebersihan merupakan sebagian
dari iman?
Selain kebersihan yang terpelihara,
kerapihan perpustakaan juga menjadi modal utama. Apabila perpustakaan tidak
rapih, maka pengunjung akan bingung mencari buku.
2.1.c. Kelengkapan Sarana
Apabila perpustakaan sebagai pusat kegiatan belajar, pustaka belum mampu menyediakan sarana yang
memadai maka dapat di pastikan perpustakaan tersebut akan miskin
pengunjung. Suasana dan sarana perpustakaan yang kurang mendukung, seperti minimnya persediaan meja dan kursi
membaca, pencahayaan yang kurang baik, serta penataan buku yang tidak teratur
menyebabkan siswa malas mengunjungi perpustakaan sekolah.
2.1.d. Penambahan variasi Koleksi Pustaka
Pihak
perpustakaan tidak hanya menyediakan koleksi non-grafis seperti ensiklopedia, kamus,
novel, dan buku-buku pelajaran, tetapi juga menyediakan koleksi grafis seperti
CD film dokumenter dan teknologi canggih seperti internet yang tidak lain
adalah perpustakaan dunia diera globalisas masa kini.
2.2. Penyebab
Rendahnya Minat Baca
Saat ini
membaca masih sangat rendah, hal ini di sebabkan perhatian terhadap kecanggihan
teknologi lebih tinggi dari pada membaca buku,
seperti :
2.2.a. Radio
Untuk
mendapatkan suatu informasi pada umumnya masyarakat lebih cenderung mendengar
radio dari pada membaca karena radio tidak membosankan dan lebih menghibur
apalagi radio yang lebih banyak menyiarkan berbagai acara yang menarik dan
menghibur yang tentunya lebih diminati dan digemari dari pada membaca buku.
2.2.b. Komputer
Saat ini
untuk mencari berbagai sumber informasi sangat banyak tersedia di komputer dan internet.
Kegiatan yang mudah, murah, dan menyenangkan ini lebih banyak di sukai dan di
gemari oleh berbagai kalangan dari pada membaca yang dianggap membuang waktu
dan membosankan
2.3.Peran Guru
Dan Pustakawan Yang Kompeten Dalam Meningkatkan Minat Baca
2.3.a. Peran Guru yang Kompeten
Untuk dapat
menunjang proses belajar-mengajar melalui perpustakaan sekolah, peran guru
sangat dibutuhkan. Guru perlu memberikan tugas yang intinya siswa harus mencari
informasi atau referensi dari buku-buku yang terdapat di perpustakaan.
Contohnya yaitu dengan mengadakan penilain bedah buku antar kelompok di kelas,
atau menugaskan membuat makalah, melalui cara ini, siswa akan termotivasi untuk
membaca buku.
Peran
Guru Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa adalah sebagai creator,
motivator, dinamisator,
supervisor, counselor
dan evaluator.
2.3.a.1. Peran Guru
sebagai Creator
Peran
guru sebagai creator karena seorang guru harus lebih kreatif untuk
merangsang minat baca para siswanya. Kreativitas dalam diri seorang guru
terbentang dari kreatifitasnya dalam proses pembelajaran. Guru yang kreatif
terkadang malah tidak merasa dirinya “kreatif” karena yang ada ia dalam
keseharian selalu merasa “haus” untuk memberikan strategi mengajar yang
terbaik. Cara terbaik merasakan diri kreativitas dalam diri seorang guru adalah
jika siswa senang dan fokus saat seorang guru sedang mengajar. Ciri lainnya
siswa katakan “yaaaa…” saat guru mengakhiri pembelajaran. Ini
menandakan bahwa sebenarnya mereka masih enjoy belajar. Kreatif
membutuhkan antusiasme dan guru menempatkan diri dalam diri siswa.
2.3.a.2. Peran
Guru sebagai Motivator
Peran
guru sebagai motivator karena guru harus menjadi seseorang yang selalu
mendorong dan memotivasi anak untuk mewujudkan minat baca yang tinggi.
2.3.a.3. Peran
Guru sebagai Dinamisator
Peran
guru sebagai dinamisator karena guru mengatur dan mengelola semua
kegiatan membaca anak dengan mendinamiskan seluruh bacaan yang ada.
2.3.a.4. Peran
Guru sebagai Supervisor
Peran
guru sebagai supervisor karena guru mengawasi proses membaca anak,
baik dalam jarak dekat maupun jarak jauh agar anak selalu merasa ada yang
mengawasinya.
2.3.a.5. Peran
Guru sebagai Counselor
Peran
guru sebagai counselor karena guru memberikan petunjuk-petunjuk untuk
menciptakan suasana psikologis yang kondusif demi terwujudnya jiwa, semangat
dan motivasi dalam membaca yang optimal.
2.3.a.6. Peran
Guru sebagai Evaluator
Peran
guru sebagai evaluator karena guru memberikan respon terhadap seluruh
kegiatan membaca anak dan menilai hasil bacaan anak dengan memberikan
kesempatan untuk menyampaikan hasil pemahaman terhadap yang dibacanya.
2.3.b. Peran Pustakawan yang Kompeten
Kompetensi
adalah kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas
yang dilandasi atas ketrampilan, dan pengetahuan yang didukung oleh sikap kerja
yang dituntut oleh pekerjaan tesebut. Kompetensi yang dibutuhkan oleh
pustakawan dapat dibagi menjadi :
2.3.b.1.Ketrampilan
kepustakawanan tradisional, yang meliputi katalogisasi, pengadaan, referensi
dan keterampilan penelusuran informasi.
2.3.b.2.Nilai tambah
ketrampilan, seperti ketrampilan penelitian dan ketrampilan dalam mensintesis
dan mengemas informasi untuk mendukung pekerjaan pemustaka dan untuk
pengambilan keputusan.
2.3.b.3.Kemampuan
dan penguasaan teknologi informasi.
2.3.b.4.Ketrampilan
berkomunikasi, manajemen, kepemimpinan, pengajaran dan pelatihan, dan kerjasama
tim, serta kemampuan untuk berempati dengan pemustaka dan memahami informasi
yang diperlukan oleh pemustaka.
2.3.b.5.Kemampuan
bersikap, memiliki nilai dan sifat-sifat pribadi yang berorientasi kepada
pemustaka dan berorientasi pada pelayanan, fleksibilitas dan kemauan untuk
menangani tugas, kemampuan beradaptasi dan mampu menangani perubahan, kemauan
untuk belajar terus menerus, serta memiliki sikap kewirausahaan.
2.3.b.6.Memiliki
bidang pengetahuan (pengetahuan subyek) yang khusus sesuai dengan kebutuhan
pemustaka.
Pihak sekolah
hendaknya merekrut seorang pustakawan yang murni bersal dari pendidikan pustakawan,
baik itu sarjana muda (D-3) atau sarjana (S-1) yang memiliki kemampuan
manejerial yang baik.
III.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Dari uraian
diatas dapat disimpulakan bahwa membaca dalam arti yang umum adalah melakukan
berbagai kegiatan yang dapat memperkaya pengetahuan serta memperluas wawasan
untuk dapat membentuk watak dan sikap yang menyebabkan pengetahuan seseorang
bertumbuh. Sumber bacaan adalah bisa dari buku, majalah ataupun surat kabar.
Apabila kita membiasakan diri membaca terus-menerus setiap hari dan sepanjang
waktu maka lambat laun akan tertanam dalam diri kita rasa kecintaan terhadap
buku atau perasaan selalu ingin tahu.
Fungsi
perpustakaan sekolah adalah sebagai pusat kegiatan belajar bagi warga sekolah,
pusat informasi bagi warga sekolah dan tempat rekreasi bagi warga sekolah.
Untuk menjadikan perpustakaaan sekolah sebagai tempat rekreasi ilmiah di
perlukan hal sebagai berikut :
a. Penataan
ruangan yang baik
b. Kebersihan
dan kerapihan perpustakaan
c. Sarana dan
prasana yang lengkap
d. Penambahan
variasi koleksi pustaka
2.
Saran
Untuk
menjadi orang yang siap di segala bidang harus banyak menggali ilmu, tak tentu
dimana saja yang penting bermanfaat . Apalagi tempat yang benar-benar
memberikan banyak pengetahuan seperti “perpustakaan sekolah” jadikanlah
perpustakaan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan karena disana tersembunyi
berbagai ilmu yang bermanfaat, tetapi semua ilmu itu hanya bisa di dapatkan
apabila kita rajin membaca di perpustakaan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. 2006. Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Baderi, Athaillah.1998. Gerakan nasional Membaca Melalui Suatu
Pelembagaan. Jakarta: Balai Pustaka
Delly H. Dadang.2004. Kiat Dan Strategi Menumbuhkan Minat Baca
Masyarakat. Jakarta: Teknis Perpustakaan Sekjen Departement Dalam Negeri.
Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Lasa Hs. 2009. Manajemen Perpustakaan
Sekolah. Cet. 3. Yogyakarta: Pinus Book Publisher
Nazir, Moh. 1999. Metode penelitian. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Razak, Abdul.1990. Peran Suatu
Perpustakaan Dalam meningkatkan Minat Baca. Jakarta:Pustaka Umum
Grafiti
Saputra, Agus.2008. Upaya
Menumbuhkan Minat Baca Siswa. Riau: Universitas lancang kuning.
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
[1]Mahasiswa Program S1 Perpustakaan, Universitas Terbuka UPBJJ Purwokerto. Pokjar Wanayasa. NIM :
017588994. Email: machmuddinejadd@gmail.com
No comments:
Post a Comment